Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Demonstrasi Dalam Memandikan Bayi Terhadap Pengetahuan Ibu Primipara

Penulis

  • Arini Maisya Itkes Wiyata Husada Samarinda
  • Muksin .
  • Sumiati .

Kata Kunci:

Pendidikan Kesehatan, Memandikan Bayi

Abstrak

PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 menjabarkan bahwa di dunia setiap tahunnya ada empat juta bayi meninggal pada periode neonatal (WHO, 2016). Adapun di Indonesia sekitar seperempat hingga separuh kematian bayi berumur kurang dari satu tahun terjadi dalam minggu pertama. Setiap tahun sekitar 19 bayi per 1.000 kelahiran meninggal dalam rentang waktu 0- 28 hari pasca kelahiran (Kemenkes RI, 2017). Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuhnya secara langsung saat lahir dan dapat dengan cepat kedinginan, jika kehilangan panas tidak segera dicegah, bayi yang mengalami kehilangan panas kemudian terjadi hipotermi serta berisiko jatuh sakit dan meninggal (Hidayah, 2015). Faktor untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi baru lahir yaitu dengan memandikan bayi dengan benar (Puspita, 2016).

Bayi lahir normal yaitu bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir berkisar antara 2500-4000 gram. Memandikan bayi merupakan suatu proses bounding attachment yang erat hubungannya dengan proses tumbuh kembang bayi karena bayi dan ibu membentuk ikatan batin satu dengan yang lain . Memandikan bayi baru lahir bukanlah

 

hal yang mudah, terutama bagi ibu baru. Dibutuhkan ekstra hati-hati serta persiapan yang benar agar mandi si kecil tak hanya berjalan lancar namun juga menyenangkan bagi mereka. Memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri bagi orangtua terutama bila mereka baru pertama kali mempunyai seorang bayi. Tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu bagaimana cara memandikan bayi sehingga mereka menyerahkan bayinya kepada pengasuh atau neneknya (Choirunisa, 2009).

Dampak memandikan bayi dengan cara yang tidak tepat dapat mengakibatkan  kondisi yang buruk seperti celaka (jatuh dan  tenggelam), air masuk ke dalam telinga atau hidung dan dapat menyebabkan bayi mengalami cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipotermia ( Puspita, 2016).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi cara memandikan bayi adalah pengetahuan, pendidikan, pengalaman, dukungan suami atau keluarga dan penolong persalinan yang lalu, pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima informasi kesehatan semakin tinggi pendidikan seseorang biasanya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga akan lebih mudah menerima informasi kesehatan, bagi orang tua yang berpendidikan tinggi tidak sulit untuk tidak begitu sulit untuk memandikan bayinya sendiri (Priyono, 2010).

Kurangnya pengetahuan yang dimiliki ibu juga karena jarang mencari informasi tentang memandikan bayi, pengetahuan yang kurang ini dapat di perbaiki dengan cara bertanya ke tenaga kesehatan atau membaca buku.  Ibu tidak tahu bahwa sebenarnya memandikan bayi merupakan hal penting dalam perawatan dan menjaga kebersihan tubuh bayi, karena ketidaktahuan tersebut kemudian muncul ketakutan dan kekhawatiran untuk memandikan bayi.Pengetahuan selain dipengaruhi oleh pendidikan juga dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya. Ibu dengan paritas primigravida belum mempunyai pengalaman dengan kehamilan termasuk pengalaman memandikan bayi, sehingga ibu terkadang takut saat diminta untuk memandikan bayi karena belum adanya sebuah pengalaman dalam memandikan bayi. Dalam hal ini ibu seringkali meminta bantuan kepada dukun bayi atau nenek bayi untuk memandikan bayi karena lebih memiliki pengalaman dibandingkan ibu bayi. Pengetahuan tentang memandikan bayi juga didapat dari lingkungan sekitar, hal ini karena terjadinya interaksi timbal balik antara individu dalam merespon pengetahuan yang diterimanya sehingga sumber informasi baik dari pendidikan formal dan non formal berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang memandikan bayi.

Pengetahuan Ibu dalam memandikan bayi bisa didapatkan dari banyaknya informasi yang diterima oleh ibu tersebut. Informasi yang diterima atau didapatkan kemudian diolah dan akan mempengaruhi sikap seseorang. Dari sikap yang sudah terbentuk akan diaplikasikan dalam perilaku. Ibu dengan motivasi yang tinggi akan merubah perilakunya atau meningkatkan kemampuannya dalam memandikan bayi atau sebaliknya (Imartina, 2016).

Pendidikan kesehatan sangat berperan penting dalam peningkatan  pengetahuan  dan  kemampuan seseorang melalui  teknik  praktik  belajar  atau instruksi  dengan  tujuan  mengubah  atau mempengaruhi  sikap  dan  praktik  manusia sehingga dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut (Susiyanti, 2015). Pengetahuan  merupakan kesan dalam  pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca  inderanya, sikap dan perilaku seseorang berubah sesuai dengan  pengetahuannya. Semakin baik pengetahuan seseorang maka  semakin  baik pula seseorang dalam  memahami  dan  mengerti tentang  sesuatu hal  tersebut, dengan tahu  maka  orang  menjadi  tidak cemas  dalam  melakukan  segala sesuatu (Fajrin, 2010).

            Pengaruh dari pendidikan kesehatan sangat beragam, perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan jumlah anak. Semakin muda umur, rasa ingin tahu yang dimiliki semakin tinggi, pengaruh yang ditimbulkan juga semakin besar. Begitu pula dengan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan kedewasaan dan penerimaan informasi semakin baik. Sebagai contoh, dalam hal cara mengukur kehangatan air untuk memandikan bayi yang diketahui ibu ialah mengukur kehangatan air dengan menggunakan jari-jari tangan, sebenarnya cara yang benar dalam mengukur kehangatan air menggunakan siku. Cara lainnya ialah saat pertama memandikan bayi, ibu membasuh bagian kaki terlebih dahulu dengan alasan agar bayi tidak kaget pada saat pertama dimandikan. Tetapi cara yang benar, pertama kali yang dibasuh pada saat memandikan bayi adalah bagian muka (Fajrin,2010).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ririn Alawiyah, Yuna Trisuci Aprilia (2018) yang berjudul Faktor Yang Berhubungan Dengan Cara Ibu Memandikan Bayi di Wilayah Kerja  UPTD Puskesmas Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, didapatkan hasil penelitian yaitu dari uji statistik, terdapat 3 faktor yang berhubungan dengan cara ibu memandikan bayi. Yang pertama adalah faktor pengetahuan ibu dengan p-value sebesar 0,022 dengan hasil analisis menunjukan bahwa pengetahuan ibu berhubungan dengan cara ibu memamdikan bayi. Kedua adalah faktor pendidikan dengan hasil uji statistic menunjukan pvalue sebesar 0,012 yang berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan cara memandikan bayinya. Ketiga adalah faktor sumber informasi yang di dapatka oleh ibu, dengan hasil uji statistik didapatkan p-value sebesar 0,019 dengan hasil analisis terdapat hubungan antara sumber informasi dengan cara ibu memandikan bayi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12 Januari 2020 di Klinik Bersalin Ramlah Parjib I Samarinda didapatkan data ibu yang melahirkan bulan November- Desember 2019 sebanyak 52 orang, yang terdiri dari ibu primipara sebanyak 24 orang, ibu multipara sebanyak 28 orang. Menurut bidan ada beberapa ibu primipara yang belum bisa memandikan bayinya sendiri, yaitu sebanyak 21 orang (72%) karena ibu tersebut baru pertama kali melahirkan dan takut untuk memandikan bayinya sendiri karena tidak memiliki pengetahuan bagaimana cara memegang bayi yang benar saat dimandikan dan di klinik tersebut belum pernah dilakukan pendidikan kesehatan tentang memandikan bayi, oleh karena itu peneliti perlu melakukan pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi terhadap pengetahuan ibu primipara di Klinik Bersalin Ramlah Parjib I Samarinda.

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi terhadap pengetahuan ibu primipara di Klinik Bersalin Ramlah Parjib I Samarinda.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis rancangan penelitian ini menggunakan rancangan Quasy Eksperiment dengan desain one group pretest and post test without control. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Mei- 28 Juni 2020. Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Ramlah Parjib I Samarinda. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu Primipara yang memiliki bayi berumur 3-10 hari. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 responden yang dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Analisis penelitian ini terdiri dari uji univariat, uji normalitas, uji bivariat untuk menguji hipotesis menggunakan uji uji statistik paired T-test.

HASIL PENELITIAN

Pengetahun Ibu Primipara Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sebelum di Berikan Pendidikan Kesehatan

Pengetahuan

F

Presentase (%)

 

Baik

-

-

Cukup

1

10,0

Kurang

9

90,0

Total

10

100,0

       

Tabel 1.1, kita dapat melihat bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi sebagian besar responden sebanyak 9 orang (90,0%) yang berpengetahuan kurang. Hal ini karena kurangnya mendapatkan informasi tentang memandikan bayi dari petugas kesehatan, lingkungan maupun keluarga ibu yang baru pertama kali melahirkan.

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Sesudah di Berikan Pendidikan Kesehatan

Pengetahuan

F

Presentase (%)

Baik

9

90,0

Cukup

1

10,0

Kurang

-

-

Total

10

100,0

Tabel 1.2 diatas, menjelaskan bahwa 10 responden terkait dengan sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi terhadap pengetahuan ibu primipara yaitu kategori baik sebanyak 9 orang (90,0%) dalam pengetahuannya memandikan bayi, hal ini dikarenakan mendapatkan informasi tentang memandikan bayi yang diterima dari peneliti.

ANALISA BIVARIAT

Berdasarkan hasil analisa pada tabel 4.6 diketahui bahwa rata-rata skor sebelum dilakukan pendidikan kesehatan adalah nilai mean 7,30 dengan standar deviasi 0,823 sedangkan nilai rata-rata sesudah dilakukan pendidikan kesehatan adalah 13,10 dengan standar deviasi 1,286 dengan hasil uji statistik diperoleh p value (0,000) <0,05 hal ini dapat diartikan bahwa ada pengaruh setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi terhadap pengetahuan ibu primipara.

PEMBAHASAN

            Hasil penelitian ini menjelaskan tentang tujuan peneliti,selanjutnya akan menjelaskan hasil analisa bivariat untuk setiap variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Pembahasan hasil analisa univariat dan bivariat dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya. Pada akhir pembahasan, peneliti akan membahas mengenai keterbatasan dalam penelitian ini. Kemampuan ibu primipara dalam memandikan bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pengetahuan, rendahnya pengetahuan pada ibu primipara di Klinik Bersalin Ramlah Parjib I Samarinda dipengaruhi oleh kurangnya informasi yang mereka terima dari petugas kesehatan maupun lingkungan sekitar dan keluarga. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa pengetahuan ibu primipara tentang memandikan bayi perlu dikembangkan melalui kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan di klinik bersalin, kegiatan sosialisasi, dan kegiatan informasi lainnya. Hal senada dikemukakan oleh Ririn Alawiyah (2018), mengatakan bahwa rendahnya pengetahuan ibu dalam memandikan bayi dipengaruhi oleh faktor informasi yang diperoleh.

            Pengetahuan Ibu primipara juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya semakin pendidikan yang kurang akan mengahambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Selain itu semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2011).

Menurut Hesty (2012), fase taking hold adalah fase ibu baru melahirkan yang berlangsung mulai hari ke-3 sampai hari ke-10 pasca melahirkan. Pada fase ini ibu akan merasa ketidakmampuannya dan tanggungjawabnya dalam merawat bayinya dan perasaan ibu sangat sensitif. Kita harus berhati-hati dalam menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril sangat diperlukan ibu untuk menumbuhkan rasa percaya diri ibu dalam tugas barunya sebagai orang tua. Tugas kita sebagai tenaga kesehatan adalah mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, senam nifas, memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu seperti gizi, istirahat, dan kebersihan diri. Peningkatan pengetahuan ibu primipara dalam memandikan bayi kategori baik didukung oleh metode demonstrasi dengan menggunakan boneka sebagai alat bantu peraga dalam prosedur memandikan bayi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi Lukmawati (2017), yang mengungkapkan pemberian pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan dan terjadi perubahan sikap ibu dalam merawat bayinya melalui materi yang disampaikan. Suatu sikap dapat terwujud dalam perbuatan nyata memerlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan diantaranya fasilitas, yang pada akhirnya tujuan pemberian pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi dapat tercapai.

            Adanya peningkatan pengetahuan ibu primipara dalam memandikan bayi didapatkan dari pendidikan kesehatan yang sudah diberikan, pendidikan kesehatan tersebut telah memberikan informasi dan pemahaman kepada ibu primipara tentang cara memandikan bayi yang benar berupa pentingnya pengetahuan tersebut maupun bahaya yang ditimbulkan apabila memandikan bayi dengan teknik yang tidak tepat. Berdasarkan teori, pengetahuan merupakan hasil tahu, setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan panca indera manusia yaitu indera pendengaran, pengelihatan, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2011).

Hasil penelitian menunjukan bahwa, pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi terhadap pengetahuan ibu primipara di Klinik Bersalin Ramlah Parjib I Samarinda. Dengan nilai mean sebelum 7,30 dan sesudah 13,10 dengan nilai P value 0,000 yang memiliki pengaruh sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan dalam memandikan bayi, menggunakan metode demonstrasi yang merupakan pertunjukan tentang proses suatu benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta secara nyata atau tiruan (Sagala,2011).

            Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa ibu primipara di Klinik Bersalin Ramlah Parjib I Samarinda sebelum diberikan pendidikan kesehatan masih kurang pengetahuannya dalam merawat bayi terutama memandikan bayi karena kurangnya informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan, sehingga ibu yang baru pertama kali melahirkan tersebut masih bergantung kepada orangtua atau mertua dalam merawat bayinya sendiri, pendidikan juga sangat berpengaruh pada pengetahuan ibu primipara sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi terhadap ibu primipara di Klinik Bersalin Ramlah Parjib I Samarinda.

            Berdasakan uji paired t-test yang telah dilakukan untuk mengukur pengaruh pemberian pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi di Klinik Bersalin ramlah Parjib I Samarinda mempunyai pengaruh yang sangat bermakna dengan nilai mean pre 7,30 dan post 13,10 dengan p value 000,0 dengan derajat kesalahan alpha = 0,05) dan < p value (0,05) dan 0,001 p< 0,01 (Sugiyono, 2015). Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi dapat mengubah pengetahuan ibu primipara di Klinik Bersalin Ramlah Parjib I Samarinda.

            Pendidikan kesehatan dilakukan 2 kali pada masing-masing ibu primipara, yaitu pada hari ke 3-10 hari setelah melahirkan untuk melakukan pre test dan demonstrasi memandikan bayi, lalu dilakukan post test untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan ibu primipara setelah diberikan pendidikan kesehatan di minggu depannya.

KESIMPULAN

            Hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi terhadap pengetahuan ibu primipara di Klinik Bersalin Ramlah Parjib I Samarinda dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dalam memandikan bayi terhadap pengetahuan ibu primipara setelah diberikan pendidikan kesehatan yang ditunjukan dengan selisih 10,87 dan p value <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

1. Alawiyah, Ririn. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Cara Ibu Memandikan Bayi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya : Universitas Respati Indonesia
2. Alligood. (2017). Pakar Teori Keperawatan Dan Karya Mereka. Elsevier: Singapore
3. Arikunto, S. 2010. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
4. Arikunto, S (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
5. Brooker, C. (2001). Kamus Saku Keperawatan (edisi 31). Jakarta: EGC
6. Choirunisa, M. (2009). Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. di dalam Buku Ajar Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
7. Dahlan, M. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
8. Dahlan, M. (2014). Langkah - langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Sagung Seto
9. Dharma, Kusuma Kelana (2011), Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media
10. Dharma, Kusuma Kelana. (2015). Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian). (Jusirman & A. Maftuhin, Eds.) (Revisi tah). Jakarta: CV. Trans Info Media.
11. Hidayah Nurul. (2015). Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi di Klinik Firdaus Banjarmasin. Banjarmasin : Stikes Sari Mulya Banjarmasin
12. Imartina, A. (2016). Pemberian motivasi terhadap kemampuan memandikan bayi pada ibu nifas. Rakernas Aipkema 2016, 30–33.
13. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 12 Februari 2020 dari http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profilkesehatanindonesia/Profil-KesehatanIndonesia-tahun-2017.pdf
14. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
15. Notoatmodjo, S.,(2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
16. Notoatmodjo, S (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
17. Notoatmodjo, S (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
18. Nursalam. (2009). Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik. Jakarta : Salemba Medika
19. Nursalam (2010). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi. Tesis. Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta
20. Nursalam (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
21. Prawirohardjo, Sarwono (2013). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
22. Priyono Y. (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta : Medika Pressindo
23. Puspita IR. (2016). Insidens dan Faktor Risiko Hipotermia Akibat Memandikan Bayi Baru Lahir. Tesis. Universitas Indonesia
24. Rukiyah, Yulianti. (2012). Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV. Trans Info Media
25. Rusdi., Rianto, E., & Puspita, D. (2019). Hubungan Peran Kader Dengan Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia. Jurnal Medika: Karya Ilmiah Kesehatan, 2(2) Retrieved from http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika/article/view/54
26. Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung ;Alfabeta
27. Sondakh, Jenny J.S. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Erlangga.
28. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
29. Sulistyawati, A. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta
30. Suririnah. (2009). Buku Pintar Kesehatan Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
31. Susiyanti, G. P. (2015). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara tentang Perawatan Bayi di Pusksmas Ngaringan Kabupaten Grobogan.Karya Ilmiah. Stikes Kusuma Husada Surakarta
32. WHO. World Health Statistics (2016): World Health Organization; 2016
33. Williams, F. (2003). Baby Care: Pedoman Merawat Bayi. Jakarta: EGC
34. Zakiyyah, M., Ekasari, T. dan Hanifah, I. (2017). Pendidikan Kesehatan dan Pelatihan Memandikan Bayi, JPENGMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), pp.2

##submission.downloads##

Diterbitkan

2020-09-25