HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN EFIKASI DIRI PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ZAINOEL ABIDIN KOTA BANDA ACEH
DOI:
https://doi.org/10.35728/jkw.v5i2.1312Kata Kunci:
Dukungan Keluarga, Efikasi Diri, PPOK, Rumah SakitAbstrak
Latar Belakang: Pasien PPOK umumnya sering mengalami masalah kesulitan bernapas, hal ini tentunya berdampak pada kenyamanan serta psikologis pasien yang menyebabkan menurunnya efikasi diri pada pasien PPOK. Dukungan keluarga sangat berperan penting dalam meningkatkan motivasi dan keyakinan diri seseorang. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan efikasi diri pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di Poliklinik Paru Rumah Sakit di kota Banda Aceh. Metode: Penelitian menggunakan metode deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 283 pasien yang berkunjung ke poliklinik paru. Pengukuran sampel dilakukan dengan menggunakan aplikasi G*Power sehingga jumlah sampel yang didapatkan yaitu sebanyak 143 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner Family APGAR score untuk dukungan keluarga dan COPD Self Efficacy Scale (CSES) untuk efikasi diri. Hasil: Penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dengan efikasi diri pada pasien PPOK di Poliklinik Paru (p value = 0,000). Kesimpulan: Pasien memiliki dukungan keluarga yang tinggi maka efikasi diri yang dihasilkan juga akan tinggi. Rekomendasi: Pentingnya untuk tetap menjaga dan meningkatkan dukungan keluarga yang baik agar pasien PPOK memiliki motivasi dan keyakinan diri yang tinggi dalam pengendalian penyakitnya.
Unduhan
Referensi
Amaliah, R., Widjanarko, B., Jati, S.P. (2018). Studi Analisis Tahap Pembentukan Efikasi Diri dalam Upaya Berhenti Merokok pada Klien Klinik Berhenti Merokok di Balkemas Wilayah Semarang.
Ayuni, D.A. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Operasi Katarak. Padang: Pustaka Galeri Mandiri.
Dasuki. 2018. “Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Efikasi Diri Pasien PPOK di Poliklinik Paru RSUD Kota Jakarta Utara.” Jurnal Mutiara Ners 1(1): 19–23.
Friedman, B., and J. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Penerbit: EGC Medical Publisher.
Kemenkes. (2018). Apa itu Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)?
Kemenkes. (2019). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Penyakit Paru Obstruktif Kronik.
Meadows, M. (2015). Confidence: How to Overcome Your Limiting Beliefs and Achieve Your Goals.
Putra, Gusti Jhoni. (2019). Dukungan pada Pasien Luka Kaki Diabetik. Jawa Timur: Oksana Publishing.
Putri, T.A.K., Anggraini, D., Merdekawati, D. (2021). Faktor-Faktor Hidup Pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik.
Ridwan, E. S., Sarwadhamana, R.J., Rofiati. W. (2022). Measuring Family Functioning: Validation and Adaptation of the Family APGAR into Indonesian.
Suardana, I.K., Rismawati, N.K.A., Mertha, I.M. (2019). Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Selzler, A.M., et al. (2019). Self-ef?cacy and Health-Related Quality of Life in Chronic Obstructive Pulmonary Disease: A Meta-Analysis
Sulistiowati, Sri, Ratna Sitorus Sudarsono, and Masfuri. 2017. “Dukungan Keluarga Dan Efikasi Diri Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).” Akademi Keperawatan Keris Husada 6: 8. https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/d3kep/article/view/72.
Suprayitno, E., Khoiriyati, A., Hidayati, T. (2017). Gambaran Efikasi Diri dan Peak Expiratory Flow Rate Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK).
Yi, Qi Feng, Guo Li Yang, and Jin Yan. 2021. “Self-Efficacy Intervention Programs in Patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease: Narrative Review.” International Journal of COPD 16(September): 3397–3403.
WHO. (2020). Sepuluh Besar Penyebab Kematian.