PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP KETERAMPILAN REMAJA DALAM MEMBERI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KASUS SYNCOPE
DOI:
https://doi.org/10.35728/pengmas_ners_wiyata.v1i1.705Kata Kunci:
Pendidikan Kesehatan, Syncope, dan Unit Kesehatan SekolahAbstrak
Syncope dapat terjadi karena kurang aliran darah ke otak, karena terjadinya penurunan perfusi serebral, sebelum terjadinya pingsan akan ada episode presyncope. Tanda-tanda pingsan dilaporkan pasien seperti kram, mata berkunang-kunang. kondisi syncope apabila tidak ditangani akan berefek serius. Anak yang mudah syncope dapat beresiko kem atian sekalipun pada orang yang sehat bisa juga menyebabkan kematian tiba-tiba setelah episode syncope, selain menyebabkan kematian syncope dapat menyebabkan cedera. Kejadian syncope biasanya sering dialami oleh siswa SD, SMP, dan SMA yang sedang menjalankan upacara bendera setiap hari Senin ataupun saat sedang berolah raga. Pelayanan siswa yang syncope di SMPN7 Samarinda akan ditangani oleh anggota UKS dan pembina UKS. Biasanya siswa yang syncope akan dibawa keruangan UKS atau guru dan diberi teh hangat, minyak angin dan pakaian siswa dilonggarkan, jika siswa yang belum sadar langsung dibawah ke Puskesmas Bengkuring untuk mendapatkan perawatan medis. Anggota UKS menyatakan bahwa mereka masih kurang memahami penanganan saat terjadi kejadian kegawatdaruratan di sekolah terutama penanganan pada siswa syncope. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui pendidikan kesehatan terhadap keterampilan remaja dalam pemberian pertolongan pertama pada kasus syncope di SMPN7 Samarinda. Kegiatan ini dilaksanakan di SMPN 7 Samarinda pada tanggal 04 Maret 2018. Sasaran dari kegiatan ini adalah anggota UKS SMPN 7 Samarinda yang berjumlah 25 orang. Peningkatan jumlah siswa yang memiliki peningkatan keterampilan memberi pertolongan pertama pada kasus syncope Meningkatnya perilaku SMPN 7 Samarinda dipengaruhi oleh pemberian informasi yang mereka terima yang memberinya pendidikan Kesehatan dengan member simulasi pertolongan pertama pada kasus syncope